Camping Penjalin Ukhuwah (1)

Pagi itu, hari Sabtu. Aku bersama temanku, Hanni, sedang mempersiapkan diri untuk berangkat berkemah. Rencananya, Kami akan berkemah bersama dengan teman-teman yang lain. Kebetulan, Kami sedang liburan sekolah. Jadi, Kami memutuskan untuk pergi camping, sekaligus belajar. Mungkin, Tadabbur Alam.

Eh, sepertinya Izah sudah datang tuh…” Kataku sambil mengintip keluar lewat jendela.

Oh iya! Itu memang Izah! Ada Rumy juga! “ Hanni tak kalah heboh melihat mobil berwarna merah itu parkir di depan rumah tempat Kami berada

Akhirnya, Kami berangkat menuju tempat wisata Bedengan, di Desa Selorejo. Aku dan teman-teman sibuk mengobrol, hingga tiba-tiba.. Mobil yang ditumpangi Aku dan teman-temanku menepi ke pinggir jalan…

Abi, mobilnya kenapa? “ Tanya Izah dengan wajah cemas.

Ban mobilnya kempes.. Kaya’ nya ada ban yang bocor..” Jawab Ayah dari Izah, biasa dipanggil Abi.

Semuanya cemas. Setahuku, dekat dengan tempat Kita berhenti, ada tambal ban. Tapi, apakah mobil ini bisa sampai kesana? Jaraknya sih… Agak jauh… Tapi, Abi mulai menjalankan kembali mobilnya. Kami menarik nafas, lalu membaca Basmalah. Semoga Kami sampai di tempat tambal ban itu.

Tambal ban itu semakin nampak dekat. Dan Alhamdulillah, mobil yang Kami tumpangi berhasil mencapai tambal ban. Walau harus menunggu Bapak Tambal Ban memperbaiki ban mobil yang bocor, tapi Kami tahu. Jika ban mobil itu ditambal, maka Kita akan lebih lancar ketika berangkat menuju Bedengan.

Setelah beberapa lama, ban mobil itu selesai diperbaiki. Sementara Abi membayar Si Bapak, Kami langsung menaiki mobil. Kami sudah sangat tidak sabar ingin berkemah! Sejak saat itu, Kami memanggil mobil milik Abi dengan sebutan “Maroon Saved”, atau Marun terselamatkan. Kami sering memanggilnya Maroon. Abi menyalakan mobil, dan menyetir mobil ke arah tujuan.

Kami bersorak senang sambil memuji Allah ketika melihat gerbang awal tempat wisata Bedengan. Kami disambut dengan pemandangan lembah penuh kebun jeruk. Saat itu, adalah musim panen buah jeruk. Maka pemandangan terlihat segar dan menggiurkan. Ciptaan Allah ini sangat tertata rapi. Buah-buah jeruk yang mulai berubah warna menjadi oren itu laksana jejeran bintang. MasyaAllah….

Jalan menuju tempat perkemahan sangat kasar, penuh bebatuan. Sehingga Si Maroon berguncang. Tapi Kami menikmati perjalanan itu, dan tertawa jika Kami juga ikut bergoyang kesana kemari. Abi memarkir mobil marunnya, lalu mengantar Kami menuju tempat berkemah. Ketika sudah menemukan tempat yang cocok untuk mendirikan tenda, Abi berpamitan dan berpesan pada Kami agar selalu berhati-hati dan menaati peraturan selama berada di Bedengan. Kami mengiyakannya sambil melambaikan tangan pada Abi. Kami juga berpesan agar Abi berhati-hati di jalan. Selanjutnya, Kami mulai mendirikan tenda.

Kami saling bekerja sama dalam mendirikan tenda kubah besar berwarna biru muda milik Hanni. Dan tak perlu waktu lama, tenda Kami berhasil berdiri tegak. Aku dan teman-teman menata barang-barang di dalam tenda. Alhamdulillah, tenda cukup untuk Kita berempat. Bahkan masih menyisakan sedikit ruang. Kami rebahan dan tertawa, sedikit beristirahat. Tiba-tiba, tenda biru Kami berguncang. Seperti ada dua orang yang tidak sengaja menyenggolnya. Aku dan Rumy keluar untuk melihat siapakah gerangan orang-orang yang mengganggu istirahat Kami. Ketika Kami keluar tenda..

Maaf ya.. Kami tidak sengaja..” Kata dua perempuan seumuran Kami sambil meringis dan sedikit menunduk.

Iya, Kami tersandung dan tidak sengaja terjatuh di tenda Kalian. Alhamdulillah, tenda Kalian tidak sampai hancur..” Ujar salah satu dari keduanya.

Eh! Kalian! Kalian juga camping disini? “ Tiba-tiba Rumy berteriak senang sambil merangkul dua wanita tadi.

Aku tersenyum setelah menatap dua perempuan yang dirangkul Rumy itu lekat-lekat. Kami tidak jadi memarahi mereka, dan Kami menanyakan dimana tenda dua wanita itu.

(Siapakah dua wanita itu?)

Bersambung….

By : Cinap

One thought on “Camping Penjalin Ukhuwah (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *