Cerita sebelumnya…
Kami rebahan dan tertawa, sedikit beristirahat. Tiba-tiba, tenda biru Kami berguncang. Seperti ada dua orang yang tidak sengaja menyenggolnya. Aku dan Rumy keluar untuk melihat siapakah gerangan orang-orang yang mengganggu istirahat Kami.
“Maaf ya.. Kami tidak sengaja..” Kata dua perempuan seumuran Kami sambil meringis dan sedikit menunduk.
Aku tersenyum setelah menatap dua perempuan yang dirangkul Rumy itu lekat-lekat. Kami tidak jadi memarahi mereka, dan Kami menanyakan dimana tenda dua perempuan itu……..
Betapa senangnya Kami menemukan teman satu kelas saat berkemah di waktu dan tempat yang sama. Dua perempuan yang dirangkul Rumy adalah Fina dan Aubrey, teman satu kelas Kami. Fina menunjukkan dimana letak tendanya. Rupanya, tenda Fina dan Aubrey ada tepat di sebelah tenda Kita! Ini sebuah kebetulan yang bagus. Fina bercerita kalau dirinya dan Aubrey mulai menginap di Bedengan sejak Jum’at sore. Fina dan Aubrey berniat untuk menginap selama tiga hari, dari Jum’at sore sampai Minggu pagi.
“Wah! Kebetulan banget ya! Eh, Kalian berkemah disini berdua saja? “ Tanyaku penasaran.
“Iya..” Jawab Fina dan Aubrey hampir bersamaan.
“Di tenda Kita ada Hanni dan Izah, lho! “ Rumy mulai memancing Fina dan Aubrey untuk mengunjungi tenda Kami.
“Mmmm.. Maaf ya, Rumy, Thifa.. Kita mau mandi dulu… “ Fina meminta izin pada Kami untuk pergi.
“Oh.. Ya sudah. Tidak apa-apa. Kalau Kalian ingin main ke tenda Kami, silahkan saja! “ Kataku sambil membiarkan mereka pergi.
Fina dan Aubrey mengiyakan ucapanku, lalu bersegera menuju kamar mandi. Sedangkan Aku dan Rumy kembali ke tenda untuk makan sedikit snack yang Kami bawa dari rumah.
Hari mulai sore. Kami bermain di sungai untuk menyegarkankan diri, setelah sesiangan berada di dalam tenda. Tenda Kami pun cukup pengap. Selesai bermain air, Kami mandi sore. Aku dan Hanni lebih dulu selesai mandi. Aku mengajak Hanni untuk merapikan tenda. Hanni pun setuju. Kami berangkat ke tenda dan merapikannya. Tiba-tiba, Aku teringat sesuatu.
“Hanni! Ayo Kita ambil sedikit air! “ Kataku sambil mengambil ember kecil yang Aku bawa dari rumah.
“Buat apa? “ Tanya Hanni sambil menaikkan sedikit alisnya.
“Sudahlah… Nanti saja Aku beritahu kenapa Kita butuh air” Jawabku sambil pergi ke arah sungai.
Hanni masih tampak bingung. Karena penasaran, dia mengikutiku. Sesampainya di sungai, Aku mengambil sedikit air menggunakan ember yang Aku bawa tadi. Setelah selesai, Aku mengajak Hanni kembali ke tenda. Hanni tetap mengikutiku dengan patuh, walau pertanyaannya belum juga kujawab. Di tenda, Aku meminta Hanni membantuku menyiramkan air ke atap luar tenda Kami.
“Oh… Aku baru ingat! Air yang disiramkan ke atap tenda seperti ini kan, bisa sedikit mengurangi rasa pengap di dalam tenda! “ Hanni pun menjawab pertanyaannya tadi sendiri.
“Yap! Betul! “ Komentarku pada Hanni.
Tak lama kemudian, Rumy dan Izah selesai mandi dan kembali ke tenda. Setelah semua berkumpul, Kami makan malam dengan roti yang Kami bawa dari rumah. Maghrib datang, dan Kami sholat di tenda. Aku menjadi imam bagi teman-temanku jika sholat berjama’ah. Setelah selesai sholat, Kami membaca Al-Qur’an.
“Isya’ nya masih lama kah? “ Tanya Rumy yang sudah tampak mengantuk.
Adzan Isya’ berkumandang tepat setelah Rumy bertanya kapan waktu itu datang. Kami tersenyum sambil mengembalikan Al-Qur’an ke dalam tas. Rumy dan Hanni lebih dulu sholat Isya’ di tenda. Sedangkan Aku dan Izah pergi ke kamar mandi untuk persiapan sholat Isya’ dan persiapan tidur.
Kamar mandi cukup sepi. Sehingga Aku dan Izah bisa segera menyelesaikan hajat Kami dengan cepat tanpa mengantri terlalu lama. Ketika Kami kembali ke tenda, Rumy dan Hanni melihat Kami. Mereka berdua berkata bahwa mereka ingin ke kamar mandi untuk persiapan tidur. Aku hanya mengangguk. Izah merangkulku, dan tenda pun semakin dekat. Hufft… Akhirnya Aku bisa istirahat malam. Izah memerintahkanku untuk menata tempat tidur. Aku menurut, dan segera melakukannya. Tepat jam 8 malam, setelah Kami selesai menghangatkan diri dan kawan, Kami merebahkan diri. Tak lupa, Aku mengunci pintu tenda. Itu tugasku, karena Aku berada paling dekat dengan pintu tenda.
“Fah! Bangun Fah! “ Aku mendengar sesorang membangunkan ku.Aku membuka sedikit mata. Ternyata, yang membangunkanku adalah Rumy.
“Kenapa, Rum? Waktunya tahajud? “ Tanyaku malas.
Izah yang mendengar percakapan Kami ikut terbangun. Dia mengecek jam beker yang ada di sebelahnya.
“Masih jam 3 kurang… Kenapa Kalian bangun? “ Izah pun ikut bertanya.
Aku melihat ke luar tenda. Ada Fina, tepat di depan pintu tenda Kami. Apa yang terjadi? Aku bertanya pada Fina, apa yang membuatnya datang ke tenda Kami?
“Sebelum Aku kasih tahu, buka dulu tendanya…” Kata Fina pelan.
Aku membuka pintu tenda. Begitu kepalaku mulai terlihat keluar, Fina menarikku. Dia menarik leherku, kemudian membisikkan sesuatu padaku. Selesai berbisik kepadaku, Aku menatapnya. Tatapan Kami begitu cemas… Segera, Kami keluar dari tenda, menguncinya, lalu pergi bersama Fina sambil membawa senter.
(Apa yang dibisikkan Fina padaku? Kemana Fina membawa Kami? Apa yang akan Kami lakukan?)
Bersambung…
Cerpen by : Cinap
apakah itu sungguhan ?
Apanya? Black Prise? I dont know
hahaha, bercanda 🙂