Kalian Itu Saudara (Part 2)

Sebelumnya…..

Frosty berjalan keluar. Boy menghembus nafas lega. Dia mengambil kertas itu lagi dan mencari tempat untuk menyembunyikan kesalahannya. Setelah celingak-celinguk beberapa kali, akhirnya dia menemukannya. Di dalam salah satu buku.

Bagaimana dengan Frosty atau Boy?

Selanjutnya…..

Malam tiba. Dan Master akhirnya pulang. Ima dan Mya baru saja selesai menyiapkan makan malam. Nar sedang berusaha melepaskan diri dari ‘permainan Feefle’. Awalnya dia mengajak Feefle bermain. Feefle menerima ajakan itu. Tapi Nar kewalahan menghadapi Feefle yang begitu enerjik. Terserah deh… Dan akhirnya dia baru bisa lepas setelah Mya memanggilnya untuk makan malam.

Semua telah berkumpul di meja makan. Kecuali Feefle tentunya. Dia menyantap makan malamnya di ‘kamarnya’. Master bercerita tentang masa kecilnya dulu (seperti biasa). Satu persatu mereka bercerita. Ada pula yang membuat lelucon. Tapi tidak dengan Boy. Dia hanya sesekali tertawa dan berkomentar. Makan nya juga tak sebanyak biasanya. Semua merasa aneh padanya. Terutama Frosty. Frosty seolah punya kemampuan membaca pikiran orang lain.

Usai makan malam, mereka masuk ke kamar masing-masing. Boy langsung mengunci pintu kamarnya. Seolah tahu kalau Frosty pasti akan menghajarnya beberapa menit lagi. Atau memang benar-benar tahu? Entahlah. Keringat mengalir di dahinya. Jantungnya berdegup kencang. Pendengarannya menjadi lebih tajam dari biasanya. Dia tidak berani bergerak dari tempatnya. Di sebelah kasur, dengan posisi bersandar ke sudut kamar. Untuk berjaga-jaga, dia berdiri. Menyilangkan kakinya. Tangannya diletakkan di punggung.

Di kamar Frosty.

Salah sih… Frosty masih di kamar Feefle.

Frosty heran melihat Si Serigala. Tadi Feefle asyik bermain dan melompat-lompat. Menyalak-nyalak. Tapi tiba-tiba diam. Meringkuk di pojok. Sesekali mejilat kaki depannya yang kanan. Mukanya tampak tak bersemangat. Matanya  berkaca-kaca. Jaya berkata kalau Feefle hanya kelelahan. Frosty tidak percaya itu. Kalau hanya kelelahan, apakah serigala akan berkaca-kaca?

Frosty berjalan menuju kamarnya. Menghadap rak buku. Mencari-cari buku yang dibutuhkannya. Dan dia menemukannya. Buku dengan sampul bergambar serigala. Dia mencari jawaban dari pertanyaannya. Setiap halaman dibukanya. Tapi tak kunjung menemukan fakta yang dicarinya. Tiba-tiba, tangannya berhenti. Kertas?

Kertas yang terselip di antara dua halaman. Kertas yang sudah tak asing lagi baginya (karena dia yang menulis di kertas itu). Dia kaget melihat kertas rahasianya sobek hampir menjai dua. Dia tahu pasti ada yang membaca tulisan itu! Dia mengingat-ingat siapa yang terakhir masuk kamarnya. Hanya dia sendiri dan Boy. Boy! Dia pasti pelakunya! Yang membaca rahasianya!

Frosty berapi-api. Sambil menggenggam kertas itu, dia berdiri. Hendak melakukan pembalasannya. Tapi dia ingat sesuatu. Feefle. Di tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Feefle.

Dia mendatangi Serigala kecil itu. Pelan-pelan, Frosty melihat kaki Feefle yang baru saja dijilat pemiliknya. Agak menekuk ke bawah. Frosty mencoba membenarkan bentuk kaki itu. Tapi Feefle malah mencoba menggigit tangan Frosty. Menunjukkan kalau itu sakit sekali. Benar. Feefle pasti terlalu semangat melompat-lompat sampai kakinya terkilir. Kasihan, Frosty mengambil kain. Membebat cidera Feefle dengannya. Setelah itu, Feefle kembali meringkuk.

Frosty keluar. Dia ingin melancarkan serangannya.

Boy mondar-mandir dengan gelisah. Apakah yang dicemaskannya akan terjadi?

Tunggu part selanjutnya ya………

 

2 thoughts on “Kalian Itu Saudara (Part 2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *