Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh…
Hai semuanya! Kayfa Halukum (Bagaimana kabar kalian?) ? Semoga baik semua…
Huuuh… Pasti pada fudhul alias kepo gimana pengalaman mondokku yang pertama, kan? Kalau pada kepo, disini aku mau cerita sedikit tentang kehidupan aku selama di pondok.
Bismillah…
Aku mondok pertama itu lima bulan, dari Juni sampai Oktober. Lama banget? Nggak koq… Kan ada penelponan dan penjengukan juga. Jadi nggak selama itu ngerasa rindu berat. Pondok nggak kejam!
Jadi, aku di pondok itu kegiatannya dari Sabtu-Kamis ; Setengah tiga bangun tahajud. Sebenarnya kalau bangun tahajud itu terserah mau jam berapa. Tapi kalau misalnya jam setengah empat belum bangun dan belum tahajud, biasanya ustadzah bagian kedisiplinan sudah ngecek ke kamar. Ntar yang belum bangun, dibangunin. Disuruh tahajud. Kalau haid? Terserah dia mau bangun kapan. Tapi jangan bangun jam enam! Nah, kalau aku suka bangun jam setengah tiga. Setelah itu bereskan tempat tidur dan persiapan tahajud. Abis itu, tahajud.
Tahajud sampai selesai berdoa itu biasanya jam tiga. Terus, aku langsung capcus mandi. Mandi jam tiga pagi? Sama kaya’ bangun tahajud tadi. Mandi itu terserah. Mau sebelum shubuh boleh, mau nanti jam tujuh atau jam enam juga boleh. Aku milih mandi sebelum shubuh, karena kalau mandinya nanti jam tujuh, antrinya panjaaaang. Aku kan orangnya kurang suka ngantri kalau masalah mandi. Memangnya nggak dingin mandi sebelum shubuh? Kalau udah terbiasa, ya nggak…
Selesai mandi, skin care-an dan sisiran. Yang jelas waktu di kamar. Oh iya! Sebelum mandi, aku minum probiotik dulu. Nah, kalau udah, waktu kosong. Kadang aku tidur lagi. Tapi sebelum itu ngaji dulu bentar. Kalau hari Senin sama Kamis, nunggu sahur. Jadi nggak tidur lagi. Kalau haid, biasanya aku tetep bangun sebelum shubuh buat mandi.
Nah, biasanya jam empat lebih beberapa menit, ada bel pertama Shubuh. Bel pertama itu buat persiapan sholat. Selang lima belas menit, bel kedua. Nah, kalau di bel kedua kita belum ada di mushola (bagi yang berkewajiban sholat) tanpa udzur syar’i atau belum izin, maka ia akan diiqob atau dihukum. Dihukumnya kalau dalam sepekan tiga kali terlambat datang ke mushola.
Adzan, lalu bel ketiga tanda dimulainya sholat. Usai sholat shubuh, dzikir pagi. Habis itu, ngaji. Kalau di Usrohnya atau kelompok kekeluargaannya ada halaqoh, ya masuk halaqoh. Sampai jam enam. Setelah itu piket komplek dan yang kebagian piket kamar di hari itu ya piket kamar.Kalau piketnya sudah selesai, yang mau mandi silahkan mandi dan yang mau sarapan ya sarapan. Pokoknya persiapan masuk halaqoh. Setengah delapan harus sudah siap semua.
Setengah delapan ada Apel. Cuma sebentar. Yang telat atau nggak ikut Apel tanpa udzur yang dimaklumi (weiks!) akan dihukum. Jam delapan masuk halaqoh masing-masing.
Kalau di halaqohku dulu, jam pertama (dari jam 8 sampai jam 8.54) itu halaqoh Al-Qur’an. Tilawah, nambah hafalan, Muroja’ah, pokonya isi waktunya dengan Al-Qur’an. Jam kedua (jam 8.54 sampai 9.45) juga Al-Qur’an. Trus, pukul 9.45 sampai pukul 10, kita istirahat. Jam ketiga (jam 10 sampai jam 11), aku dan Usrohku atau mungkin sebutan buat tingkatan kami Ashghor 1, belajar kitab ‘Arabiyyah Bayna Yadayk sama ustadz-ustadz dari Markas Majma’ul Lughoh.
Jam sebelas, selesai KBM. Kalau ada yang mau ke koperasi atau ke kantin ya silahkan. Kalau aku kalau lagi pas nggak pingin jajan, aku langsung pulang ke kamar. Ganti baju dan makan siang.
Sholat Dzuhur berjama’ah. Kemudian kalau ada Dars ‘am (semacam tausiyah singkat) dari ustadzah, ya ikut dars. Kalau hari Senin sama Kamis, shiroh atau Khulashoh Nurul Yaqin bersama Ustadzah Jihan. Ahad dan Rabu, At-Tibyan fii Adabi Hamalatil Qur’an bersama Ustadzah Anis. Hari Selasa, kewanitaan bersama Ustadzah Sari. Kalau hari Sabtu, PKBM bagi yang ikut paket PKBM dari ma’had.
Habis Dars ‘am, kita bebas. Mau tidur, nyuci, masak (kalau pas bagian kelompoknya yang masak), ngaji, terserah lah. Klo aku sih… Kalau pas nggak lagi piket masak, aku nyuci. Kalau ada jemuran, ya ambil jemuran juga plus lipetin baju. Asal kalian tau, nyuci juga terserah mau kapan aja. Jadi, aku nyuci tiap hari. Karena aku nggak suka numpuk cucian.
Waktu bebas sampai Ashar. Yang pasti sholat, trus dzikir sore. Habis itu Dars ‘am sama ustadz. Seringnya, hari Ahad itu ‘aqidah bersama Ustadz Heru. Hari Senin dan Selasa, Ta’limul Muta’allim (saat ini sudah khatam alhamdulillah) bersama Ustadz Sanif. Hari Rabu dan Kamis (Kamis itu kadang ada kadang nggak) Syarah Arba’in Nawawiyyah bersama Ustadz Abdurrahim Ba’asyir.
Habis dars ‘am, bebas sampai maghrib. Kalau Hari itu puasa, ya persiapan berbuka. Kalau tadi sebelum dars belum sempat makan malam, ya makan. Sholat maghrib, terus ngaji lagi. Kalau kita yang angkatan tiga ini, belajar Al-Lubab bareng Ustadzah Rosyidah. Sampai Isya’.
Habis Isya’, biasanya ada khithobah (kultum) dari santriwati yang malam itu mendapat bagian untuk mengisi khithobah. Habis itu, persiapan belajar malam dan belajar malam pukul setengah delapan. Belajar malam itu terserah. Biasanya, mempersiapkan apa yang hendak dipelajari di esok hari atau mengerjakan tugas. Berakhir pukul setengah sembilan. Setengah sembilan itu persiapan tidur. Jam sembilan, bagi yang tidak berkepentingan wajib sudah tidur.
Kalau Kamis malam, kita nggak ada belajar malam. Paginya di hari Jum’at, kita bangun tahajud seperti biasa. Tapi habis dzikir pagi, nggak halaqoh shubuh. Jam 6, senam. Setelah senam, piket komplek. Piket kamar setelah itu. Sarapan biasanya ada yang sebelum piket komplek ada yang setelah piket komplek. Piket kompleknya klo hari Jum’at lebih ekstra. Hari itu kita libur. Bebas mau apa. Sampai nanti habis Isya’ akan ada belajar malam lagi seperti biasa.
Ya… Begitulah sekilas keseharian kita di Pondok Pesantren Salman Al-Farisi lil Banat, Karang Pandan, Karang Anyar. Besok Insya Allah, aku akan cerita pengalaman lainnya di ponpes.
Ya…. Pokoknya, mondok itu seru. Nggak gabut melulu.Temannya banyak. Dan yang pasti, kita jadi mandiri dalam memanfaatkan waktu.
Segitu dulu… Jumpa di esok hari!
Salamku,
Fisah_Blizzard