Lebaran Kurban Bersama Keluarga Baru

ASSALAMU’ALAIKUM….

Kali ini aku mau cerita Idul Adha pertamaku di ponpes. Jauh dari keluarga di Malang. Gimana suka dukanya? Simak artikel kali ini!

Hari ‘Arafah, Senin, 19 Juli 2021.

KBM berjalan lebih santai dari biasanya. Kami bersuka ria bersiap menyambut hari raya Idul Adha. Antrian menyetrika mengular. Baju seragam hijau akan jadi baju lebaran kami besok. Aku sendiri saat itu adalah pertama kalinya menyetrika disana. Menyetrika itu lima menit bayar 500 rupiah. Nah, mumpung bisa nyetrika, aku nyetrika mukenaku juga.

Sore hari, kami berdiam di mushola. Bermunajat padaNya. Tak sedikit yang menangisi dan menyesali dosa-dosa yang telah dilakukannya. Aku sendiri -entah mengapa- tak bisa meneteskan air mata. Tapi tubuhku bergetar. Mungkin, ganti dari tangisan. Munajat berlangsung dari setelah Ashar sampai pukul 4 sore.

Hari itu pula, ada tausiyah dari Ustadz Abdurrahim Ba’asyir tentang hari ‘Arafah. Kalau mau tau apa yang disampaikan beliau, lain kali InsyaAllah aku bawakan buku catatanku. Kalau sekarang, bukunya ku tinggal di pondok #watados banget*.

*watados : wajah tanpa dosa

Esok harinya, Idul Adha, Selasa, 20 Juli 2021.

Pagi-pagi kami sudah bersiap. Seragam hijau sudah terpakai. Bangga menunjukkan hasil setrikaan sendiri (itu aku). Gema takbir menghiasi pagi yang berkah ini. Dan tiba saatnya, Sholat ‘Id. Diimami oleh salah seorang santriwati. Selama pagi itu, aku teringat keluarga di rumah. Kerinduan menyergap diriku. Tapi kualihkan semua itu dengan kebahagiaan berhari raya di tempat baru ini.

Usai Sholat, ada sedikit nasehat yang disampaikan oleh Ustadzah Farah. Setelah itu, bermaaf-maafan. Dan…. Foto bersama!

^Suasana sholat ‘id Ponpes Salman Al-Farisi Putri.

Foto bersama dimulai dari foto per usroh, dari Usroh 8 hingga Usroh 1. Salah satu fotonya adalah foto Usrohku. Yaitu Usroh 3. Fotonya bisa kalian lihat di gambar utama. Mau cari aku yang mana? Yang paling pendek. Setelah itu, foto per angkatan. Dari Angkatan 1 sampai Angkatan 3.

Disinilah keluarga baru yang kumaksud. Usroh itu artinya keluarga. Keluarga ini terdiri dari Murobbiyah (yang merupakan Ustadzah dan sebagai “Ibu” dalam usroh), Musyrifah (yang merupakan kakak Kibar, seperti “anak pertama” dalam usroh), dan a’dho’ atau anggota. Kami total dari a’dho’ dan Musyrifah ada 10 orang. Kami seperti suatu keluarga. Ini yang kusebut “keluarga baruku”.

Usai acara sholat ‘id, sarapan.

Di hari-hari Tasyrik, KBM diliburkan. Diisi dengan kegiatan yang menyenangkan. Ada kelompok-kelompok yang sudah dibentuk sebelumnya untuk kegiatan libur Tasyrik ini. Kegiatannya ada membuat Mading per angkatan. Yang kemudian ditempel di tempat-tempat yang strategis. Tema mading tentunya dari kami sendiri.

^Kami, Duf’ah 3 (Angkatan 3) sedang membuat Mading. Gambar bisa di klik. Cari aku yang mana #challenge.

NB : Itu ada beberapa yang absen ya… Jadi nggak semuanya angkatan 3 lengkap disitu. Membuat Madingnya di balkon Asrama Hijau.

Ada lomba masak. Dan Alhamdulillah, kelompokku yaitu kelompok 4, mendapat juara 2. Tapi pengumuman pemenang diumumkan setelah beberapa hari berlalu.

Lalu ada juga fun game. Tiap kelompok harus membuat nama kelompok dan jargon. Nama kelompokku adalah Al-Quds. Jargonnya waktu itu setengah jadi. Berantakan. Tapi tak apalah. Yang penting happy. Fun game itu ada angkat air, sarung ayat, cari coklat dalam tepung, dll.

Selain lomba-lomba, ada juga memasak dan buat kami yang angkatan 3, training kerapian bersama kakak-kakak angkatan 1. Paling seru itu, malam membakar sate. Bau asap jadi masalah. Tak ada nasyid dari speaker, jadilah nasyid dari mulut. Sate gosong, sate asin, bau kambing. Cerita-cerita. Kelompokku meramaikan suasana malam itu dengan cerita seram. Hehehe…

Ada juga kerja bakti (pastinya) dan bercocok tanam. Ya… Walaupun saat itu ada beberapa yang masuk ruang ‘ilajiy ma’had karena sakit. Cara agar mereka sembuh, adalah membuat mereka bahagia. Supaya imunnya naik.

Semua kita lalui dengan bahagia. Tapi beberapa hari setelah itu, banyak dari kami yang pulang atau masuk ruang ‘ilajiy karena… Ya, sakit. Hingga ma’had menjadi sepi. Para Ustadzat akhirnya memberi kami kesempatan Musyahadah, nonton film. Selain itu, drama juga.

Pengumuman pemenang selama kegiatan Idul Adha diumumkan setelah 90% santriwati sudah kembali ke ma’had. Alhamdulillah….

Begitulah cerita Idul Adha kami. Memang jauh dari keluarga tercinta. Tapi tak mengapa. Kami semua adalah saudara. Keluarga. Maka, Idul Adha kali ini adalah Idul Adha bersama “keluarga baru” bagiku.

Btw, koq nggak ada cerita hewan kurban dan nyembelihnya? Emangnya di rumah kamu, ada nyembelih hewannya? Nggak lah… Yang nyembelih itu adanya di ma’had putra. Ya kali kita mau nyembelih juga. Ngurusin kambing ama sapi. Orang megang daging kambing aja, ada yang nggak-nggak. Apalagi megang kambing hidup. Baunya sungguh tak terperi. Wait, siapa juga yang mau beresin bekas kurbannya?! Jadi, kita kedapatan dagingnya. Buat disate and dimasak.. Yummy..

Sekian ceritaku kali ini. Nanti dengan izin Allah, aku akan cerita lagi tentang kegiatan pondok lainnya yang sangat seru. Nggak kalah seru dari kegiatan Idul Adha. Jadiii…. Jangan bosen nungguin artikel lain! Mumpung aku liburan pondok!

~Fisah_Blizzard

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *