Six Virtues

Assalamu’ alaikum… Pakabar?
Right. To the point ajah…

Six Virtues? Apaan tuh?? Oke.. Ini aku ambil dari suatu cerita. Menurutku, cerita itu menarik. Bagus juga. Cerita itu berjudul Six Virtues, yang artinya kurang lebih Enam Kebajikan. Apa saja itu? Mari kita urai!

1. Curiosity (Rasa Ingin Tahu)

Hmm… Rasa ingin tahu sama kepo itu beda, ya! Rasa ingin tahu itu membawa kita kepada kewaspadaan dan wawasan baru. Sedangkan kepo, itu juga ingin tahu. Bedanya, ia cenderung suka ikut campur dengan urusan orang lain. 

Dengan rasa ingin tahu yang tinggi, kamu bisa mendapatkan wawasan baru. Misalnya, kenapa langit berwarna biru? Nah. Rasa ingin tahu tentang hal seperti itu membawa kita pada jawaban yang kita cari. Sehingga kita mendapatkan wawasan baru.

Rasa ingin tahu juga berarti kita  cukup waspada dengan keadaan sekitar. Misal, kamu sering mendengar suara aneh di belakang rumahmu di jam-jam tertentu. Pasti ada ‘rasa ingin mengetahui’ yang menggelitik. Suara apa itu? Darimana suara itu berasal? Kenapa hanya di jam-jam tertentu? Selanjutnya, kau akan berusaha mencari tahu dan mengungkap segala yang tersimpan dibalik suara itu.

Makanya, ada lagu yang bilang “Kun Fudhuliyan! ” yang artinya ‘jadilah ingin tahu!’ . Kurang lebih begitu. Karena bahasa Arab itu.. Kadang susah diartikan dengan tepat dalam bahasa Indonesia.

2. Balance (Keseimbangan)

Keseimbangan disini bermaksud keseimbangan badan ya… Bukan keseimbangan kehidupan dan semacamnya. Yap. Sebagai seorang pemuda, keseimbangan ini harus kita punya. Bisa berabe kalau kita nggak punya keseimbangan. Itu artinya, kita tak lagi muda. Hehehe..

Nah, bagaimana cara melatih keseimbangan kita? Bisa dengan mengikuti olahraga. Misalnya memanah, atau berkuda. Kalau kita nggak punya keseimbangan, akan sulit rasanya membidik titik kuning saat panahan. Kalau nggak punya keseimbangan saat berkuda, kita akan mudah terjatuh.

Atau bermain dengan permainan yang membutuhkan keseimbangan. Misalnya, egrang, engklek, dan lainnya lagi. Jangan duduk di sofa main hp mulu. Itu malah bisa mengurangi keseimbangan. Mainan tradisional seperti yang aku sebutkan tadi banyak membutuhkan keseimbangan, bukan?

Sekilas info, pusat keseimbangan kita itu ada di telinga. Tepatnya juga dimana aku agak lupa. Yang pasti, bukan di daun telinga ya…

3. Wisdom (Kebijaksanaan)

Nah… Ini penting banget untuk dimiliki kita semua. Gimana enggak. Kalo kita nggak punya kebijaksanaan, kita akan sulit memutuskan sesuatu. Atau memecahkan masalah sulit. Misalnya untuk menentukan satu diantara dua pilihan. Atau yang paling dekat sajalah, mengatur jadwal harian misalnya.

Anak muda yang nggak punya kebijaksanaan, kemungkinan dia manja. Karena ia sulit memecahkan masalahnya sendiri. Cenderung langsung mengeluh dan menggantungkan permasalahan ini pada orang dewasa. Yang akhirnya membuat repot mereka. Bener nggak? Astaghfirullah… Jangan sampai ya… 🙁

Bijaksana dalam memutuskan suatu perkara akan membuat kita puas dengan pilihan kita sendiri, iya kan? Nah, dengan itu, kita akan mudah menjalani masa depan. Yaitu, ketika kita sudah berumah tangga 🙂 ….

Bijaksana, artinya mandiri.

4. Honesty (Kejujuran)

Yap.. Ini tu penting banget untuk kita miliki. Karena jaman sekarang, kejujuran mulai sulit ditemukan. Emang kita mau dunia ini penuh kebohongan, kejahatan, dan pengkhianatan? Na’udzubillah.. Jangan sampai.

Jujur kalau habis merusak barang kesayangan teman, jujur kalau curang dalam permainan, jujur dalam segala keadaan. Kejujuran itu membawa kita kepada ketenangan. Orang yang jujur juga mendapatkan tiga hal ; kepercayaan, cinta, dan rasa hormat. Kalau mau dicintai, mau dipercaya, dan dihormati, jadilah orang yang jujur.. Okey..

Pemuda yang jujur adalah calon pemimpin terbaik. Kalian tahu, majunya sebuah peradaban bisa dilihat dari kaum pemudanya. Kalau pemudanya jujur, maka orang di sekitarnya pun pasti orang yang jujur. Kalau mau negara maju, ambillah kejujuran sebagai sifat utamamu.

5. Generosity (Kemurahan hati)

Murah hati, bisa diartikan dengan kedermawanan. Tangannya mudah mengulurkan bantuan. Tanpa paksaan. Suka mentraktir teman-temannya, sebutannya ; dompetnya licin. Ada teman butuh bantuan, langsung dibantu tanpa disuruh. Dan, dia memberi dengan segala yang ia bisa. Kalau ada orang yang membutuhkan baju yang sedang ia pakai, langsung dia berikan. Menurutnya, dunia ini bukan apa-apa. Segala yang ia punya di dunia pun akan habis. Tak ada artinya. Membuat orang lain bahagia adalah kegemarannya. Dia senang jika dengan bantuan yang ia berikan, terukir senyum di wajah saudaranya. 

Memberi itu harus ikhlas. Dari hati yang terdalam. Kalau nggak ikhlas, berarti bukan murah hati namanya. Walaupun tak ada apapun yang bisa ia berikan untuk orang yang telah memberinya, ia akan berusaha membalas pemberian itu. Memberi, jangan hanya berharap balasan. Nikmatnya berbagi itu terasa ketika melihat orang lain bahagia. Kita juga merasa bahagia. Sama-sama bahagia. Tak saling iri mendengki.

Murah hati membawa kita kepada kebahagiaan bersama 😉

5. Courage (Keberanian)

Berani. Satu hal yang sangat diinginkan seorang penakut -ya iyalah. Memang sifat manusia juga. Hehehe- . Orang itu akan disebut pemberani jika ia berhasil melawan ketakutan yang ada dalam dirinya sendiri. Orang yang berani biasanya juga sering dinobatkan sebagai pemimpin. Jangan jadi pengecut, Kawan. Jadi penakut itu kurang bisa dibanggakan. Berani jujur kalau bersalah. Berani menegur teman yang salah. Berani berdakwah. Berani mencoba hal baru. Berani melerai teman yang sedang bertengkar. Berani menyerukan kebenaran. 

Keberanian adalah kebanggaan bagi mereka yang memilikinya. Tapi jangan sampai dengan keberanian yang kita miliki menjadikan kita orang yang sombong. Merasa kuat dan bisa menganiaya siapapun sesuka hati. Keberanian itu harus membawa kita kepada kebaikan, tolong menolong, dan perbuatan terpuji. Bukankah teladan kita Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah seoraang yang berani? Jadi sebagai umatnya, hendaklah kita meneladani sifat-sifat mulia beliau…

Nah… Itulah ‘Enam Kebajikan’ yang setidaknya kita miliki sebagai pemuda. Pemuda harapan umat. Yang kelak bisa kembali membangun kekhilafahan Islam. Membangun negara yang adil dan damai. Menyatukan kembali umat Islam yang terasing ini. Maka beruntunglah orang-orang asing (ghuraba’). Jadilah generasi ghuraba’. Bangkitkan umat ini dari keterpurukannya!

Sekian untuk artikel kali ini, semoga bermanfaat. Tunggu artikel selanjutnya ya… Maaf bila ada salah kata yang menggores hati.

Wassalam, Dragon Azul.

 

 

One thought on “Six Virtues

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *