Hai semua… Assalamu ‘alaikum…
Hei! Siapa yang mau mondok? Atau mungkin… Udah mondok? Gimana? Betah nggak?
Sebagai anak pondok, kita memang harus belajar mandiri. Nyuci baju sendiri, belajar sendiri, tidur sendiri, ngerawat diri sendiri….
Namun, ada sebagian anak pondok yang merasa tidak betah. Ia tidak bisa menikmati hidupnya di pondok. Salah satu sebab seorang santri tidak bisa menikmati hidupnya di pondok adalah kakak kelas/kakak angkatan yang membuatnya kurang nyaman.
Mendengar kasus seperti itu, aku merasa sedih. Sekaligus bersyukur. Alhamdulillah selama di pondok, aku jarang atau mungkin tidak pernah mendapatkan pembullyan dari kakak angkatan (sengaja nyebutnya kakak angkatan karena aku kurang suka kalau nyebutnya kakak kelas). Sejak masuk pondok pula, aku lebih suka bermain dengan kakak angkatan ketimbang bermain bersama teman se-angkatan. Entah kenapa. Lebih nyaman saja..
Bagiku, duduk bersama kakak angkatan itu sebenarnya sama saja duduk dengan teman sendiri. Mungkin karena itu, aku sering menjadi anak termuda di suatu kumpulan. Tapi alhamdulillah aku enjoy aja.. Malah cerewet banget kadang. Kata beberapa kakak angkatan, aku itu nggak kelihatan kalau aku anak kelahiran Mei 2009. Hahaha.. (PD).
Di pondokku, kita ibarat kakak adik. Kakak angkatan tidak berbuat dzalim pada adik angkatannya. Begitu juga adik angkatan ; menghormati kakak angkatannya. Sampai pernah ada yang mengira kalau aku ini angkatan 2, bukan angkatan 3. Padahal aku angkatan 3. Aku tanya ; kok bisa? Dia jawab karena aku dekat sama kakak angkatan. Sedikit bocoran, yang bilang gitu adik angkatanku. Alias anak angkatan 4 di PPISF Putri.
Padahal nih ya, aku itu dulunya orang yang pemalu. Kurang suka bergaul sama orang apalagi yang lebih tua. Trus, gimana caranya membentuk hubungan ‘kakak-adik’ yang akur di pondok?
Awalnya, aku juga agak takut ketemu kakak angkatan. Kirain mereka jahat. Ternyata care! Aku diajak kenalan, cerita, dan lain-lain. Nah, kalau kakak angkatan yang suka ganggu, ada sih. Gimana menghadapinya?
Kadang, aku diejek dengan sebutan “dzi’bun” alias serigala. Mungkin gara-gara aku sering melolong. Tapi itu betul juga. Dari situ, aku mulai jarang melolong. Paling cuma kalau bulan purnama :)…. Tapi, sebutan itu tidak kuanggap sebagai bully-an. Tapi cuma candaan.
Intinya, kalau kalian diejek sama kakak angkatan, jangan kira bully-an. Anggap aja itu candaan. Atau sahut saja dengan panggilan serupa tapi tetap sopan. Intinya, santai saja.
Sering cerita dan ngobrol sama mereka. Tapi jangan mau diperbudak. Balas lirikan tajam mereka dengan senyuman manismu. Nantinya mereka juga salting kan…
Jangan anggap kakak angkatan sebagai musuh. Anggap saja mereka itu kakak kalian yang memang agak nakal. Itu caranya. Pokoknya, kalian buat ukhuwah kalian itu indah. Jangan hancurkan ukhuwah kalian ya:)
Berani mencoba?
Mungkin sekian. Semoga berhasil, Sobat!
~Dragon Azul
Alhamdulillah…
MaasyaAllah tabaarakallah…
Semoga ukhuwah bukan hanya di pondok tapi sampai kelak berkumpul di Surga