Cerita Al-Fiil

Bismillah..

“1.Tidakkah engkau (Muhammad) perhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap pasukan bergajah?, 2. Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka itu sia-sia?, 3. dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong, 4. yang melempari mereka dengan batu dari tanah liat yang dibakar, 5. sehingga mereka dijadikanNya seperti daun-daun yang dimakan (ulat)” (105:1-5).

Tentu kalian sudah hafal surah tersebut. Yap. Itu adalah surat Al-Fiil. Ia adalah surat ke-105 di dalam mushaf. Dengan lima ayat di dalamnya. Walau latar tempat kisah di surah tersebut adalah Mekkah, namun Al-Fiil adalah surah Madaniyah. Namun ada pula yang mengatakan bahwa surah ini termasuk surah Makkiyah. Mungkin ini khilaf diantara ulama.

Sebuah syair mengatakan ;

Mereka mundur (menyingkir) dari tengah kota Mekkah

Sesungguhnya kota Mekkah itu kesuciannya tidak dapat diusik

Pada malam-malam yang dijaga tersebut bintang Asy-Syi’ra tidak pernah muncul

Karena tidak ada seorang manusia pun yang mampu menjamahnya

Tanyakan kepada komandan pasukan tentangnya, apa yang dia lihat

Maka orang yang mengetahuinya akan memberitahukan kepada orang-orang yang tidak mengetahuinya

Enampuluh ribu prajurit tidak kembali ke negerinya

Bahkan prajurit yang kembali dalam keadaan sakit akhirnya meninggal dunia

Dahulu pernah datang kesana bangsa/kaum Aad dan Jurhum sebelum mereka

Namun Allah dari atas hamba-hambanya selalu menegakkannya (menjaganya)

Syair di atas, sekilas menceritakan saat-saat menegangkan tersebut. Ketika Abrahah, pemegang kendali tentara Habasyah di Yaman, bersikeras ingin menghancurkan Ka’bah di Mekkah. Dengan tujuan agar sebuah gereja megah di Shan’a lebih banyak pengunjungnya daripada Ka’bah. Ia datang ke Mekkah membawa kurang lebih delapan gajah. Ada pula yang mengatakan dua belas gajah selain yang dikendarai Abrahah. Diceritakan bahwa Abrahah sendiri menunggangi gajah terbesar yang bernama Mahmud. Ia benar-benar berniat menghancurkan rumah Allah tsb. Gajah-gajah itu yang akan membantunya untuk menghancurkan Ka’bah, karena kekuatan gajah yang dapat merubuhkan sesuatu dengan mudah.

Abdul Mutthalib, pembesar Quraisy saat itu, sempat mendatangi Abrahah. Ia datang untuk meminta 200 untanya yang diambil oleh Abrahah. Ketika Abrahah menanyakan kenapa Abdul Mutthalib  tidak membicarakan tentang misi Abrahah di Mekkah, Abdul Mutthalib menjawab bahwa Ka’bah itu milik Allah. Dan Allah lah yang akan menjaganya.

Abrahah yang sombong, merasa bahwa Allah tak akan bisa mencegahnya untuk menjalankan misi buruknya. Ia dan tentaranya meneruskan perjalanan menuju Mekkah.

Bala tentara itu sempat beristirahat. Ketika fajar datang, Abrahah menyiapkan gajah-gajahnya. Mengarahkan mereka ke Mekkah. Namun, para gajah malah duduk bersimpuh. Tak mau meneruskan perjalanan ke Mekkah. Abrahah dan pasukannya memaksa mereka untuk bangkit. Namun para gajah tak mau dengar. Anehnya, ketika gajah-gajah itu diarahkan ke Syam atau Yaman, mereka mau berjalan. Ketika kembali diarahkan ke Mekkah, mereka duduk bersimpuh. Mogok.

Tak lama kemudian, Allah mengirimkan burung-burung dari laut yang mirip burung alap-alap atau burung balsan. Masing-masing mereka membawa 3 batu; satu di paruh, dan dua di cakar-cakarnya. Batu itu seukuran biji kedelai atau kacang adas. Siapapun yang terkena lemparan batu itu, maka dia binasa. Burung-burung itu menghujani Abrahah dan pasukannya dengan batu-batu yang mereka bawa. Membuat pasukan itu kocar-kacir. Ada yang langsung mati di tempat. Ada yang melarikan diri dengan anggota tubuh tercecer satu demi satu. Abrahah sendiri terluka. Anggota tubuhnya terlepas satu persatu. Hingga akhirnya ia mati di Khasy’am (ada yang mengatakan di Shan’a), dengan keadaan dadanya terbelah dari hatinya.

Sesaat sebelum Abdul Mutthalib meninggalkan Ka’bah dan pergi ke pegunungan, ia berdoa, “Ya Allah, sesungguhnya manusia melindungi tempat tinggalnya. Maka lindungilah tempat sucimu. Jangan sampai salib dan tipu daya mereka mengalahkan tipu dayaMu esok hari”. 

Dan doa itu dijawab oleh Allah. 

Dan lihatlah. Para pasukan gagah perkasa dengan gajah-gajah raksasa, binasa hanya karena batu-batu kecil. Hanya karena burung. Itulah balasan bagi orang yang sombong. Bagi mereka yang berani melawanNya.

Surah ini, adalah suatu nikmat yang Allah berikan kepada kaum Quraisy.  Allah menghindarkan mereka dari pasukan gajah yang berniat menghancurkan Ka’bah dan dan menghilangkan jejak keberadaannya.

Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lahir pada saat-saat pasukan gajah ini. Mungkin, ketika pasukan itu hampir binasa. Atau telah binasa. Inilah ‘cahaya’ yang dinanti.

Entahlah. Surah ini selalu tersirat dalam sholatku. Mungkin surah yang paling sering aku baca dalam sholat setelah surah Al-Fatihah dan Al-Ikhlas. Entah mengapa. Surah ini, menyimpan kisah yang luar biasa…

Sekian, semoga bisa jadi bahan renungan.

~Dragon Azul

NB: Beberapa penjelasan mengambil dari tafsir Ibnu Katsir (surah Al-Fiil) terbitan Penerbit Insan Kamil.

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *