Di saat-saat yang menegangkan, di markas rahasia Pahlawan Kota.
Persahabatan Sang Terminator dan Sang Ideator terpaksa dipisahkan. Musuh datang dan mengancam kehidupan mereka. Sang Ideator yang berumur lebih muda dari Sang Terminator, harus menelan pil pahit karena sahabatnya akan pergi bersama Pahlawan Kota. Memberantas musuh. Padahal selama ini, dia selalu kemana-mana bersama Sang Terminator. Mereka pun saling menguatkan dalam segala hal. Saling menutupi kekurangan. Sang Ideator yang punya otak cerdas menutupi kelemahan Sang Terminator. Sang Terminator pun menutupi kelemahan Sang Ideator yang lebih muda darinya. Tapi, kali ini, mereka harus berpisah.
Sang Ideator tentu tak mau melepaskan sahabatnya itu. Bagaimana mungkin sahabatnya terluka, berdarah di medan tempur, sedangkan dirinya justru bersembunyi dan mencari perlindungan? Argh! Tidak! Kami harus bertarung bersama. Ia tak mau temannya terluka sendirian.
Sang Terminator mengetahui tekad sahabatnya itu. Tapi ia mengingatkan Sang Ideator akan kisah masa lalunya. Dimana dulu ia memiliki seorang sahabat dekat yang akhirnya juga terbunuh di medan perang. Belakangan diketahui bahwa Sang Terminator adalah buronan. Musuh selalu mengejarnya. Kemampuannya yang luar biasa di medan tempur membuat orang-orang jahat mengincarnya untuk dijadikan anak buah.
“Lalu, apakah kamu juga ingin bernasib sama seperti sahabat lamaku?!” Kata Sang Terminator dengan suara tertahan.
Sang Ideator terdiam.
“Aku tidak tahu, apa yang akan terjadi padaku setelah ini jika menjadi temanmu. Tapi, yang aku tahu, kau adalah sahabatku…” Sang Ideator menghela nafas.
Hening. Tak ada satu pun yang bicara.
“Tapi… Aku tidak mau menjadi sahabatmu…” Sang Terminator memecah keheningan.
“Kenapa?” Reflek kedua alis Sang Ideator bertaut.
“Aku….” Kata-kata Sang Terminator menggantung.
Sang Ideator menunggu kata-kata selanjutnya.
“…. Aku, takut kehilangan kawan lagi….” Sang Terminator menunduk.
Sang Ideator mengatupkan rahang. Murung.
Sahabatku…..
Ia teringat masa-masa bersama Sang Terminator. Kemana-mana berdua. Bertukar ide dan cerita. Terkadang bertengkar karena hal kecil, dan lain lagi…
Musuh semakin ganas menyerang. Pahlawan Kota membutuhkan Sang Terminator sekarang. Waktu untuk bersama tinggal sebentar.
Sang Ideator tersenyum. Ia ingin menghibur sahabatnya di akhir pertemuan ini. Karena, ia tak tahu, siapa yang akan lebih dulu mati di antara mereka berdua….
###########
Seorang sahabat tidak mau kehilangan kawannya. Lebih baik dirinya mati daripada sahabatnya yang mati.
Seperti para sahabat Rasul yang gigih berjuang hidup mati di medan dakwah melindungi sahabat mereka yang mulia, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam.
Seperti Ayyash bin Rabi’ah dan Salamah bin Hisyam yang berjanji untuk gugur bersama di medan Yarmuk.
Itulah sahabat sejati. Tak terpisahkan apapun yang terjadi. Tidak mementingkan diri sendiri, dan saling melengkapi.
Ingat, semua itu perlu dilandasi dengan ketakwaan. Karena persahabatan terbaik adalah yang sampai ke surga bersama. Dan hanya orang-orang yang bertakwa lah yang tak akan melupakan kawan-kawannya di hari yang penuh huru-hara.
Bagaikan sebuah lagu Jepang berkata,
Inilah kekuatan persahabatan kita, energi dari senyumanmu…
Senyummu, senyum kawanmu. Mari saling membahagiakan, meskipun luka masih basah.
Sekian, semoga bermanfaat….
-Dragon Azul
#versireviewfilm
#thanxmonsta❤️
terharu.